Lakukan Ini Agar Skripsi Anda Cepat Selesai

   Ketika anda membaca artikel ini, mungkin anda adalah salah satu dari mahasiswa yang stuck dalam mengerjakan skripsi, atau mungkin anda hanya penasaran dengan isi artikel dengan judul yang terlalu ‘menjual’. Itu tadi hanya lelucon bagi anda yang memiliki selera humor tertentu. Baiklah, langsung ke intinya. Sebagai seorang mahasiswa, anda diharuskan mengerjakan skripsi sebagai salah satu syarat untuk lulus dan mendapatan gelar sarjana.

   Akan tetapi, hal itu ternyata tidak semudah menyantap mie ayam dengan es teh di siang hari. Sebagian mahasiswa merasa ‘jalan di tempat’ dengan skripsinya. Alasannya bermacam-macam, ada yang karena tema yang terlalu berat, tidak bisa membagi waktu, dan lainnya. Tips berikut ini bisa membantu anda untuk mengatasi itu semua.

 

1. Pemetaan teori dan permasalahan

   Pemetaan teori amat penting ketika kita mengerjakan tugas akhir. Hal ini diperlukan agar dapat menemukan research gap dan novelty dari penelitian yang kita lakukan. Selain itu, hal ini juga membantu kita mengetahui kedudukan penelitian. Pemetaan teori dan permasalahan adalah salah satu kegiatan yang berat dilakukan, karena kita harus membaca ribuan (kalau tidak berlebihan) referensi dan menganalisisnya. Tapi percayalah, jika anda dapat melakukan ini, maka akan sangat membantu anda dalam mengerjakan skripsi dan menghadapi sidang nanti.

2. Curhat dengan teman atau kakak tingkat

  Curahkan apa yang menjadi kebingungan anda kepada teman atau kakak tingkat, terutama yang dosen pembimbingnya atau tema skripsinya sama dengan anda. Anda akan memperoleh inspirasi dari mereka. Atau setidaknya, anda juga akan mendapatkan curahan hati dari mereka yang sama-sama stuck. Tidak apa-apa, setidaknya anda tahu bahwa ada orang lain yang memiliki penderitaan yang sama dengan anda.

3. Sadari tempat, waktu, dan suasana yang nyaman

   Kita perlu menyadari tempat dan waktu yang nyaman untuk mengerjakan skripsi. Bagi sebagian orang, mengerjakan skripsi di perpustakaan adalah pilihan yang tepat. Akan tetapi, bagi sebagian yang lain lebih nyaman mengerjakan di kamar. Ya, walaupun UUT (Ujung-Ujungnya Tidur). Ada juga yang nyaman mengerjakan di café, tentu dengan memperhitungkan biaya yang harus dikeluarkan. Di mana pun tempat itu, sadarilah.

   Selain itu, sadari kapan kita nyaman untuk mengerjakan skripsi. Siang hari? Sore hari? Atau malam hari dengan resiko jam tidur terbalik. Sekali lagi, sadari waktu yang nyaman itu, lalu lakukan. Yang terakhir, suasana. Ini mungkin akan sulit untuk kita kondisikan, namun bukan berarti tidak mungkin. Jika anda menyukai suasana tenang, perpustakaan menunjang hal itu.

   Jika anda menyukai suasana tenang, namun tidak ingin ada banyak orang di sekitar anda maka kamar kost adalah pilihan tepat. Sedangkan jika tidak terlalu terganggu dengan musik, atau bahkan itu menambah semangat, maka café dapat menjadi tempat alternatif (selain memutar musik kencang di kamar tentunya).

4. 1 jam saja

   Baiklah, jika anda memang sangat sibuk atau merasa diam di tempat, cobalah untuk tetap membuka laptop saban hari. Berapa lama? 1 jam saja, ya 1 jam saja. Bergeraklah, maka anda akan menemukan inspirasi itu. Mungkin dalam waktu 1 jam itu, 50 menit anda habiskan hanya untuk memandang laptop sembari mengunyah snack favorit. Tersisa 10 menit, cukup untuk menuliskan 1 atau 2 paragraf. Sedikit memang, tapi itu bisa terus ditingkatkan. Percayalah…

5. Pahami dosen pembimbing

   Kalau anda sadari, ternyata terhambatnya skripsi tidak selalu karena peran mahasiswa, namun juga ada peran dari dosen pembimbing. Banyak kendala yang dihadapi ketika berhadapan dengan dosen pembimbing, seperti belum menemukan titik temu pemikiran yang sama dengan dosen, sulitnya dosen untuk ditemui, lamanya proses pemeriksaan draft, suasana hati dosen yang sering berubah, dll. Ya, dosen tetaplah manusia yang harus kita pahami karakternya.

   Baik, kita bahas satu per satu. Pertama, apabila kita belum menemukan titik temu pemikiran dengan dosen, cobalah anda sajikan peta teori dan permasalahan yang ada di poin 1 dengan jelas. Tentu saja, kemampuan anda dalam berargumentasi diuji di sini. Kedua, apabila dosen pembimbing kita sulit ditemui, carilah jadwal beliau.

   Cobalah untuk setidaknya duduk di depan ruangan beliau ataupun duduk di depan ruang kelas untuk menunggu kedatangan dosen kita. Memang belum tentu langsung ditanggapi dengan diskusi yang panjang lebar, tapi setidaknya dosen kita tahu bahwa ia punya mahasiswa yang bersemangat tinggi seperti anda. Itu mungkin akan meningkatkan rasa empati beliau terhadap anda. Ketiga, jika dosen kita memakan waktu lama dalam mengoreksi draft, maka usahakan anda mengajukan draft sesempurna mungkin.

   Jika anda mengajukan draft yang setengah-setengah, maka anda juga harus bersiap berkali-kali direvisi. Tentu juga akan memperpanjang waktu anda dalam menunggu koreksi dosen. Keempat, jika anda memiliki dosen yang suasana hatinya sering berubah, maka anda harus mengamati dulu ‘dari kejauhan’. Anda bisa menanyakan kepada adik tingkat yang baru diajar oleh beliau, atau kepada teman yang satu pembimbing dengan anda. Tentunya anda tidak ingin mengajukan diri dalam menerima omelan dosen yang hatinya sedang mendung, dan diperparah dengan melihat draft anda yang masih berantakan.

Ditulis oleh Nur Arviyanto Himawan

(Alumni Magister Pendidikan Fisika UNY, Pengamat Pendidikan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *